nama Kabupaten Menoreh berubah menjadi Kabupaten Temanggung. Persetujuan ini berbentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834. (source Wikipedia)
Romansa kali ini bercerita tentang sebuah perjalanan saya di sebuah kabupaten di bawah kaki Gunung Sindoro, dengan hawa yang sangat sejuk. Kabupaten ini menarik bagi saya karena romansa alam yang membuat takjub sejauh mata memandang, kabupaten ini terkenal dengan nama Temanggung dengan slogan “Bersenyum”.
Perjalanan ini sebenarnya dalam rangka Idul Qurban 1432H yang lalu, kebetulan “kantor” punya hajatan gedhe yaitu “Boyong Kambing” jadi direct delivery hewan kurban hehehe… dimulai perjalanan malam hari kira-kira sudah jam 20.00 malam, kami semobil memulai perjalanan menembus gelapnya malam dengan rute trans semarang-sumowono-temanggung. Sesampainya di kawasan sumowono yang berada di ketinggian ±400m dpl, kabut tebal pun menyergap mobil yang mengangkut rombongan kami di atas jalan somowono.
Setelah 60menit berjalan dengan sangat ngeri di bukit sumowono yang memisahkan kabupaten semarang dan kabupaten temanggung, akhirnya kami pun sampai di kota temanggung tepatnya di alun-alun kota temanggung di sebelah timur masjid agung Darussalam Kab Temanggung.
aloen-aloen temanggoeng |
Disini sambil melepas lelah setelah perjalanan melelahkan sekaligus menegangkan kami sempatkan untuk mampir di sebuah kucingan(semarangan)/hik (solo-nan)/ angkringan (jogja-nan) di pinggir sebelah selatan alun-alun kota temanggung.
masjid agung temanggung |
Sejenak kita runut sejarah Kabupaten yang konon dulu bernama Menoreh itu, konon Temanggung terbentuk karena Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda, Nomor 11 Tanggal 7 April 1826, Raden Ngabehi Djojonegoro ditetapkan sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, dengan gelar Raden Tumenggung Aria Djojonegoro. Setelah perang Diponegoro berakhir, beliau kemudian memindahkan Ibu Kota ke Kabupaten Temanggung. Kebijaksanaan pemindahan ini didasarkan pada beberapa hal; Pertama, adanya pandangan masyarakat Jawa kebanyakan pada sat itu, bahwa Ibu Kota yang pernah diserang dan diduduki musuh dianggap telah ternoda dan perlu ditinggalkan. Kedua, Distrik Menoreh sebuah daerah sebagai asal nama Kabupaten Menoreh, sudah sejak lama digabung dengan Kabupaten Magelang, sehingga nama Kabupaten Menoreh sudah tidak tepat lagi. Mengingat hal tersebut, atas dasar usulan Raden Tumenggung Aria Djojonegoro, lewat esiden Kedu kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia, maka disetujui dan ditetapkan bahwa nama Kabupaten Menoreh berubah menjadi Kabupaten Temanggung. Persetujuan ini berbentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834. (source Wikipedia)
eks Rel KA jalur Magelang-Temanggung-Parakan |
rumah yang jadi tempat penggerebekan teroris |
Malam harinya karena udara dingin kami berinisiatif untuk mencari sesuatu yang hangat, ngiras-ngirus kami akhirnya memutuskan untuk mencari di parakan ibukota kabupaten menoreh sebelum berubah status menjadi temanggung, mengapa demikian? Dikatakan Parakan karena bersemayam kyai yang disebut parak atau perek. Kyai Parak pertama berasal dari Yaman dan yang kedua dari pelarian Mataram ketika Amangkurat II memerintah dan dalam struktur pemerintahan zaman Belanda tidak pernah tercantum kelurahan Parakan melankan Jetis, Klewogan dan sebagainya namun dalam susunan berikutnya menjadi daerah kawedanan masih banyak yang harus diungkap tentang parakan termasuk perhatian pemerintah hindia belanda dengan parakan karena banyak pelarian tentara diponegoro yang mengungsi di Parakan sehingga Belanda sengaja menjadikan Parakan sebagai pusat candu agar generasi mudanya rusak dan sulit untuk bergolak menentang Belanda.
suasana kota parakan di malam hari |
memang secara kasat mata, kota parakan walaupun brstatus sebagai kecamatan ternyata wilayahnya jauh lebih besar dari kota temanggung karena memang dulu adalah ibukota dari kabupaten menoreh yang pada akhirnya beralih nama menjadi kabupaten temanggung sampai saat ini.
itulah sepenggal kisah yang menarik dari romansa kota yang penuh dengan sejarah dan peninggalan masa kolonial, yang sampai sekarang masih menjadi bukti bahwa kota ini sangat eksotik walaupun termakan oleh zaman.